Jakarta - Proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta hingga saat ini masih belum diputuskan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Salah satu yang menghambat pengambilan keputusan tersebut yaitu besarnya pengembalian pinjaman dari Jepang dan besaran subsidi tiket yang nantinya akan ditangggung olem Pemprov DKI.
Terkait besaran subsidi tiket MRT, Jokowi mengatakan Pemprov DKI hanya mampu menanggung sekitar Rp 5.000 per tiket MRT. Bahkan, lanjutnya, logisnya besaran subsidi yang harus ditanggung sekitar 25 persen dari harga tiket.
"Subsidi logikanya kan 25 persen. Misalnya tiketnya Rp 10.000, subsidinya Rp 2.500. Nah itu logis. Maksimal Rp 5.000 lah. lah ini tiketnya Rp 10.000, subsidinya Rp 28.000, yang benar saja," ujar Jokowi di rumah dinasnya Jl. Taman Suropati no 7, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/12/2012).
Jokowi menekankan, harus berhati-hati dalam memutuskan proyek ini. Meskipun nanti waktunya akan mengalami sedikit keterlambatan. "Pokoknya, prinsipnya kehati-hatian saja," ucapnya.
Jokowi menuturkan seharusnya pembagian pengembalian pinjaman sebesar 70% oleh pemerintah pusat dan 30% oleh Pempov DKI. Oleh karenanya, besok akan ada pertemuan dengan beberapa kementerian untuk membahas keberlanjutan proyek ini di pimpin menko perekonomian Hatta Rajasa.
"Ya memang sulit. Saya juga ngerti kalau itu sulit. Nanti Menko Perekonomian akan mengundang kita. Ada Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Bappenas untuk bicara ini. Supaya dari awal sampai akhir bisa dijelaskan dengan jelas dan gamblang. Kalau ketemu satu-satu, mungkin putus-putus ya. Nanti kalalu sudah ketemu semuanya, baru," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar