A. Implikasi Faktor Fisik Teerhadap
Penyelenggaraan Pendidikan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu diperhatikn sarana
dan prasarana yang ada jangan sampai menimbulkan gangguan pada peserta didik. Misalnya: tempat untuk pelaksanaan pendidikan yang kurang sesuai, ruangan yang gelap dan
terlalu sempit yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Disamping itu juga
perlu diperhatikan waktu istirahat yang cukup. Penting juga untuk menjaga
supaya fisik tetap sehat adanya jam-jam olah raga bagi peserta didik di luar
jam pelajaran. Misalnya: merlalui kegiatan ekstra kurikuler kelompok olahraga,
beladiri, dan sejenisnya.
B. Implikasi Faktor Intelektual
Terhadap Penyelengaaraan Pendidikan
Ditinjau dari segi pendidikan khususnya dalam segi
pembelajaran, yang penting adalah bahwa potensi setiap peserta didik (termasuk kemampuan intelektualnya) harus dipupuk dan dikembangkan. Untuk itu sangat diperlukan
kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan berkembangnya kemampuan intelektual tersebut. Conny Semiawan (1994) mengemukakan bahwa dua buah kondisi yaitu keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Peserta didik akan merasa aman secara psikologis apabila:
kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan berkembangnya kemampuan intelektual tersebut. Conny Semiawan (1994) mengemukakan bahwa dua buah kondisi yaitu keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Peserta didik akan merasa aman secara psikologis apabila:
- Pendidik
dapat menerima peserta didik sebagaimana adanya tanpa syarat dengan segala
kekuatan dan kelemahannnya serta memberi kepercayaan padanya bahwa ia baik
dan mampu.
- Pendidik
mengusahakan suasana dimana peserta didik tidak merasa dinilai oleh orang
lain.
- Pendidik
memberi pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan
perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi anak, dan
melihat dari sudut pandang anak.
Teori Pieget mengenai perkembangan kognitif, sangat erat dan
penting hubungannya dengan umur serta perkembangan moral. Konsep tersebut menunjukan bahwa aktifitas adalah sebagai unsur pokok dalam perkembangan kognitif.
Pengalaman belajar yang aktif cenderung untuk memajukan perkembangan kognitif, sedangkan pengalaman belajar yang pasif dan hanya menikmati pengalaman orang lain saja akan mempunyai konsekuensi yang minimal terhadap perkembangan kognitif termasuk didalamnya perkembangan intelektual.
Model Pendidikan yang aktif adalah model yang tidak menunggu
sampai peserta didik siap sendiri. Tetapi sekolahlah yang mengatur lingkungan belajar sedemikan rupa sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal pada peserta didik untuk berinteraksi. Dengan lingkungan yang penuh rangsangan untuk belajar tersebut, proses pembelajaran yang aktif akan terjadi sehingga mampu membawa peserta didik utuk maju ke taraf/tahap berikutnya. Dalam hal ini pendidik handaknya menyadari benar-benar bahwa perkembangan intelektual anak berada ditangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
- Menciptakan
interksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
- Memberi
kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang
yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan akan
sangat menunjang perkembangan intelaktual anak.
- Menjaga
dan meningkatkan pertumbuhan fisik peserta didik baik mlalui kegiatan olah
raga maupun menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan
berfikir peserta didik.
- Meningkatkan
kemampuan berbahasa peserta didik baik melalui mass-media cetak maupun
menyediakan situasi yang memungkinkan peserta didik berpendapat atau
mengemukakan ide-idenya, sengat besar pengaruhnya bagi perkembangan
intelektual peserta didik.
C. Implikasi Faktor Bakat Khusus terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan
Berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada suatu
“performance” yang dapat dilakukan sekarang, bakat sebagai potensi masih memerlukan latihan dan pendidikan agar “suatu performance” dapat dilakukan pada masa yang akan datang (Semiawan, 1987; Munandar, 1992). Hal ini memberikan pemahaman bahwa bakat khusus sebagai “potential ability” untuk dapat terwujud sebagai “performance” atau perilaku yang nyata dalam bentuk suatu prestasi yang menonjol masih memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut.
Dalam kaitan ini untuk menunjang perkembangan bakat umum
maupun bakat khusus terlebih supaya mencapai titik optimal di kalangan peserta didik usia sekolah menengah perlu dilakukan langkah-langkah antara lain:
- Dikembangkan
suatu situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk mengembangkan bakat-bakatnya, dengan selalu mengusahakan adanya
dukungan psikologis maupun fisiologis.
- Dilakukan
usaha menumbuh kembangkan minat dan motivasi berprestasi yang tinggi serta
kegigihan dalam melakukanusaha dikalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat oleh semua pihak yang terkait secara
terpadu.
- Dikembangkannya
program pendidikan berdiferensi di lingkungan lembaga pendidikan formal
(sekolah) guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada peserta didik
yang memiliki bakat khusus menojol.
D. Implikasi Faktor Sosial-Kultural
terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Usia remaja adalah usia yang sedang tumbuh dan berkembang
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, baik fisik maupun psikisnya. Menganggap dirinya bukan anak-anak lagi, tetapi sekelilingnya menganggap mereka belum dewasa. Dengan beberapa problem yang dialaminya pada masa ini, akibatnya mereka melepaskan diri dari orang tau dan mengarahkan perhatiannya pada lingkuan di luar keluarganya untuk bergabung dengan teman sekebudayaannya, guru dan sebagainya. Lingkunga teman memgang peranan dalam kehidupan remaja.
Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang
diserahi tugas untuk mendidik, tidak kecil peranannya dalam rangka mengembangkan hubungan sosial peserta didik. Jika dalam hal ini guru tetap berpegang sebagai tokoh intelektual dan tokoh otoritas yang memegang kekuasaan penuh sepeerti ketika
anak-anak belum menginjak remaja, maka sikap sosial atau hubungan sosial anak akan sulit untuk dikembangkan. Untuk itu rambu-rambu berikut dapat digunakan sebagai titik tolak untuk pengembangan hubungan sosial peserta didik:
anak-anak belum menginjak remaja, maka sikap sosial atau hubungan sosial anak akan sulit untuk dikembangkan. Untuk itu rambu-rambu berikut dapat digunakan sebagai titik tolak untuk pengembangan hubungan sosial peserta didik:
- Sekolah
harus merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian peserta didik.
- Saling
menghargai merupakan kunci yang dapat digunakan untuk menanggulangi
masalah-masalah yang timbul dalam hubungan dengan peserta didik yang bertabiat apapun - Pola
pengajaran yang demokratis merupakan alternatif yang sangat bermanfaat
bagi guru.
E. Implikasi Faktor Komunikasi
terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
Tiga tingkatan kemampuan peserta didik sebagaimana
dikemukakan di atas tentunya akan sangat mempengaruhi aktivitas komunikasi dua
arah antara pendidik dengan peserta didik. Persoalannya adalah bagaimana untuk
menjadi pendidik yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik ? Beberapa hal dibawah ini dapat digunakan sebagai acuan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan .
- Memberi
penjelasan
Dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik (yang
berkaitan dengan iptek), hendaknya:
- Menentukan
hal-hal pokoknya dan hubungannya satu sama lainnya.
- Memberi
penjelasan yang meyakinkan artinya menerangkan hal-hal yang benar dan
menghindari penjelasan yang salah baik disengaja maupun tidak.
- Memberi
penjelasan secara gamblang dan sederhana sehingga sehingga semua peserta
didik dapat menangkapnya dengan baik.
- Menghindari
berbicara dengan bahasa yang muluk, dan mengusahakan berbicara dengan
bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik.
- Menghindari
penggunaan kata-kata yang tidak jelas, tidak pasti dan tidak tegas.
- Memeriksa
kembali penjelasan apakah semua peserta didik telah mengerti terhadap
informasi yang disampaikannya.
- Mengajukan
pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan oleh pengajar dapat digolongkan
dalam dua jenis, yaitu pertanyaan “tingkat tinggi” dan pertanyaan “tingkat
rendah”. Pertanyaan tingkat tinggi adalah pertanyaan yang menuntut pemikiran
abstrak, sedangkan pertanyaan tingkat rendah adalah pertanyaan yang menyangkut
fakta, pengetahuan sederhana, dan penerapan pengertian. Hal yang perlu
diusahakan oleh pendidik dalam kaitannya dengan kegiatan ini adalah :
- Mengulangi
pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dengan maksud agar peserta
didik yang lain mengetahui secara jelas masalah yang ditanyakan.
- Menempatkan
pertanyaan peserta didik dalam konteks keseluruhan bahan pelajaran.
- Merangsang
peserta didik agar mau mengajukan pertanyaan.
- Merespon
pertanyaan dengan baik.
- Memberikan
Umpan Balik
Dengan umpan balik akan diketahui apakah komunikasi dua arah
sudah tercapai dengan baik atau belum. Umpan balik ini berlaku baik dari
pengajar kepada peserta didik atau sebaliknya.
F. Implikasi
Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan
Sebagai
individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka proses pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi
antara dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya yaitu faktor hereditas
dan faktor lingkungan. Keberadaan dua faktor tersebut tidak bisa dipisakan satu
sama lainnya karena kenyataannya kedua faktor tersebut tidak bekerja
sendiri-sendiri dalam operasionalnya.
Atas dasar sedikit informasi tersebut di atas, maka dapatlah
ditarik beberapa butir implikasi pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:
- Pertumbuhan
dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial
yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
- Interaksi
manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan
maupun penyesuaian diri pada lingkungan.
- Dalam
interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok
social yang dalam hal ini ialah keluarga.
- Atas
dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua,
maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan
sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses
pertumbuhan dan perkembangannya.
- Setelah
umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai
tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani
yang lain.
- Kematangan
sosial merupakan landasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan
kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
- Kematangan
emosional melandasi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena
sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi
perasaannya.
- Kematangan
jasmani merupakan dasar yang melandasi semua kematangan sebagimana
dimaksudkan di atas.
- Pendidik
yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa
kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi
kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar
yang efektif.
- Hasil-hasil
belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh
anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. - Iklim
emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional antara
keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam
pengambilan keputusan.
- Seorang
anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal
kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa
adanya.
- Pada umumnya
anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang
semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi ruhani ia mengalami
perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena
ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
- Pemahaman
guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat
dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
- Karakteristik
umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah ditandai dengan: Kegelisahan,
pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal dan aktivitas
berkelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar